Senin, 13 Agustus 2012

KOMENTAR PAKAR

APA KATA PARA PAKAR MENGENAI PROPOLIS :

Prof.Dr. Mustofa MKes Apt, periset di Badan Farmakologi & Toksikologi Fakultas Kedokteran Universitas Gajah Mada : "Sifat antioksidan pada propolis lantaran mengandung senyawa flavanoid dan polifenol. Senyawa aktif itu melindungi tubuh dari gempuran radikal bebas penyebab kerusakan sel."

Dra Mulyati Sarto MSi, peneliti di Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada, membuktikan bahwa propolis sangat aman dikonsumsi. Dalam uji praklinis, Mulyati membuktikan LD50 propolis mencapai lebih dari 10.000 mg. LD50 adalah lethal dosage alias dosis yang mematikan separuh hewan percobaan.

"Tingkat toksisitas propolis sangat rendah, jika tak boleh dibilang tidak toksik," kata Mulyati, Master Biologi alumnus Universitas Gadjah Mada. Bagaimana efek konsumsi dalam jangka panjang?  Beliau juga menguji toksisitas subkronik. Hasilnya konsumsi propolis dalam jangka panjang tak menimbulkan kerusakan pada darah, organ hati, dan ginjal. Dua uji ilmiah itu – toksisitas akut dan toksisitas subkronik – membuktikan bahan suplemen purba itu sangat aman dikonsumsi.

Menurut dr Hafuan Lutfie MBA, dokter alumnus Universitas Sriwjaya, mekanisme kerja propolis sangat terpadu. Dalam menghadapi sel kanker, misalnya, propolis bersifat antiinflamasi alias antiperadangan dan anastesi atau mengurangi rasa sakit.
Yang lebih penting propolis menstimuli daya tahan tubuh. ‘Tubuh diberdayakan agar imunitas bekerja sehingga mampu memerangi penyakit,’ kata Lutfie.  Kemampuan propolis meningkatkan daya tahan tubuh disebut imunomodulator.

Dr dr Eko Budi Koendhori MKes dari Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga membuktikan peningkatan kekebalan tubuh tikus yang diberi propolis. Biasanya infeksi Mycobacterium tuberculosis – bakteri penyebab tuberkulosis (TB) – menurunkan kekebalan tubuh dengan indikasi anjloknya interferon gamma dan meningkatkan interleukin 10 dan TGF. Interferon gamma adalah senyawa yang diproduksi oleh sel imun atau sel T yang mengaktifkan sel makrofag untuk membunuh kuman TB. Interleukin dan TGF merupakan senyawa penghambat interferon gamma.
Doktor ahli tuberkulosis itu membuktikan interferon gamma tikus yang diberi propolis cenderung meningkat hingga pekan ke-12. Sebaliknya interleukin 10 justru tak menunjukkan perbedaan bermakna. ‘Pemberian propolis pada mencit yang terinfeksi TB mampu mengurangi kerusakan pada paru-paru dengan cara meningkatkan sistem imun tubuh,’ kata dr Eko.

Ir Hotnida CH Siregar MSi, ahli lebah dari Institut Pertanian Bogor mengatakan lebah pekerja mengolah propolis dari berbagai bahan seperti pucuk daun, getah tumbuhan, dan kulit beragam tumbuhan seperti akasia dan pinus. Menurut Dolok Tinanda Haposan Sihombing, ahli lebah dari Institut Pertanian Bogor, propolis merupakan bahan campuran kompleks terdiri atas malam, resin, balsam, minyak, dan polen.

Kata propolis berasal dari bahasa Yunani: pro berarti sebelum, polis bermakna kota. Kota dalam kehidupan serangga sosial itu adalah sarang. Secara harfiah propolis bermakna sebelum sampai kota. Bagi lebah propolis bermanfaat menambal celah-celah sarang, menutup lubang, dan mensterilkan sarang. ‘Kota’ lebah selalu dalam kondisi steril berkat propolis.

Hotnida mengatakan fungsi propolis lain adalah membungkus atau memumikan bangkai hama yang masuk ke sarang lebah. Dengan demikian propolis menghentikan pertumbuhan dan penyebaran bakteri, cendawan, dan virus sehingga penyakit tak tersebar dan sarang tetap steril. Hama yang dibungkus dengan propolis pun menjadi awet dan tak busuk lantaran propolis bersifat antibakteri. Metode itulah yang ditiru oleh nenek moyang bangsa Mesir untuk mengawetkan jenazah.

Sumber : Myhealth Trubus
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar