Minggu, 15 Juli 2012

Penyakit Ginjal

Diabetes, Ginjal, Gangguan Penglihatan
ABDUL MULKI, Praja Dalam Kebayoran Lama: 
 “Orang tua saya berusia lebih kurang 70 tahun. Beliau menderita diabet akut sehingga merambah ke gagal ginjal dan gangguan penglihatan. Karena gagal ginjal, orang tua saya harus cuci darah seminggu dua kali.
Awalnya kakak saya hanya dikasih 2 botol Melia Propolis oleh temannya (Pak Havizd) untuk diteteskan ke mata. Satu minggu kemudian ketika mau cuci darah, ibu saya sudah dapat melihat dengan jelas. Akhirnya kakak saya langsung memesan Melia Propolis dan Melia Biyang untuk Ibu. Alhamdulillah setelah mengonsumsi keduanya secara teratur selama 6 bulan, sekarang ibu saya sudah tidak cuci darah lagi. Fungsi ginjalnya sudah membaik. Yang luar biasa, kedua kaki ibu saya yang luka-luka akibat diabet akut, sekarang sudah sembuh.
Terimakasih Melia.

Propolis & Gagal Ginjal, Stop Cuci Darah
Sumber: 'http://www.trubus-online.co.id/trindo3/index.php?option=com_content&view=article&id=4478:stop-cuci-darah&catid=115:obat-tradisional&Itemid=506'
Adhitya Tri Wardhana kejang, seluruh badan kaku, dan lemas. Ternyata itu gejala gangguan fungsi ginjal sehingga mesti cuci darah.

Acara liburan kelulusan sekolah di Bali pun riuh, guru dan teman-teman yang tengah asik bermain panik. Mereka membawa Adhitya yang saat itu berusia 16 tahun ke rumahsakit. Hasil pemeriksaan dokter menunjukkan fungsi ginjal Adhitya positif turun. Di tubuhnya terdeteksi penumpukan sisa metabolisme protein dan kekurangan elektrolit. Itulah sebabnya dokter memberi suntikan elektrolit untuk menjaga keseimbangan cairan tubuh.

Kondisi kesehatan yang tidak bagus memaksa Adhitya mengakhiri liburannya lebih cepat dan pulang ke Surabaya, Jawa Timur. Wiwik Sudarwati MPd, ibunda Adhitya, tidak percaya jika ginjal anaknya bermasalah. “Waktu berangkat ke Bali, Adhitya masih segar bugar. Tetapi kok tiba-tiba sakit,” kata ibu 3 anak itu. Oleh karena itu Wiwik kembali membawa Adhitya ke Rumahsakit Sint Vincentius a Paulo (sohor dengan nama RKZ atau Roomsch Katholiek Ziekenhuis), Surabaya. Hasil diagnosis dokter sama saja: bungsu tiga bersaudara itu mengalami gangguan fungsi ginjal.

Sejak itu Adhitya rutin mengkonsumsi obat-obatan dan mengecek kesehatan sebulan sekali. Beraktivitas berat pun terlarang. Menu makanannya juga diatur. Adhitya menghindari konsumsi makanan berprotein tinggi. Tujuannya supaya ginjal tidak bekerja terlalu berat dalam membuang sisa-sisa metabolisme protein. “Adhitya hanya boleh mengkonsumsi protein 40 g sehari,” kata Wiwik.

Cuci darah

Hampir 3 tahun Adhitya hidup di bawah pengawasan dokter. Selama itu ia tidak mengalami keluhan sakit. Namun, menjelang pelulusan SMA, kesehatan pria yang kini berusia 22 tahun itu drop. Saat itu ia mengikuti banyak kegiatan bimbingan belajar sehingga sering pulang malam dan pola makanan pun tidak terkontrol. Akibatnya, Adhitya kembali menginap di rumah sakit.

Dokter mendiagnosis positif gagal ginjal. Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan kadar kreatinin dalam darah tinggi mencapai 12 mg/dl, kadar normal 0,6—1,2 mg/dl. Solusinya cuci darah 2 kali sepekan. Saat ini biaya sekali cuci darah berkisar Rp800.000. Namun, keluarga memutuskan Adhitya untuk mengkonsumsi obat-obatan. Pilihan itu ternyata berisiko tinggi.

Buktinya berselang 2 hari setelah menolak saran dokter, Adhitya kembali menjalani pemeriksaan darah. Hasilnya, kadar kreatinin semakin melonjak, 15 mg/dl . Dokter mengingatkan lagi untuk segera cuci darah. Bila dibiarkan, kreatinin akan meracuni organ tubuh lain. Dokter juga memberikan opsi lain, yaitu transplantasi ginjal. Salah satu dari orangtua Adhitya harus rela menyumbangkan ginjal kepada sang anak. “Biayanya mencapai Rp400-juta,” ujar Wiwik.

Menurut dr Sidi Aritjahja, dokter di Yogyakarta, gagal ginjal merupakan ketidakmampuan ginjal menyaring dan mengeluarkan zat-zat racun, seperti kreatinin, dari tubuh sehingga menumpuk dalam darah. Kadar kreatinin tinggi menandakan organ yang mirip seperti biji kacang merah itu gagal bekerja. Kondisi itu berbahaya karena bisa meracuni organ tubuh lain. Oleh sebab itulah penderita gagal ginjal harus menjalani cuci darah.

Kali ini, Adhitya manut terhadap saran dokter. Ia dirawat-inap dan melakukan cuci darah rutin 2 kali sepekan. Setelah 18 hari menginap di rumahsakit, dokter mengizinkan Adhitya pulang. Namun, setiap 5 hari sekali ia harus kembali untuk cuci darah. Selain itu ia juga harus tetap menjaga menu makanan supaya pencernaannya tidak memberatkan kerja ginjal.

Propolis

Pada pertengahan 2007, Wiwik bertemu salah satu rekannya, Baktiono. Ketika itulah Baktiono menyarankan kepada Wiwik agar memberikan propolis untuk mengobati Adhitya. Menurut Baktiono konsumsi propolis bagus untuk meringankan beragam penyakit. Propolis merupakan produk yang dihasilkan lebah Apis cerana dan Apis mellifera. Jika madu terdapat di dalam sarang heksagonal; propolis di luar sarang. Menurut Ir Hotnida CH Siregar MSi, ahli lebah dari Institut Pertanian Bogor, lebah pekerja mengolah propolis dari berbagai bahan seperti pucuk daun, getah tumbuhan, dan kulit beragam tumbuhan.

Tertarik dengan saran itu, Wiwik lantas membeli 1 botol propolis. Ia kemudian menyuruh Adhitya mengkonsumsinya 3 kali sehari sebelum makan. Dosis sekali minum 1 sendok makan propolis yang dicampurkan dalam 50 cc air. S atu setengah bulan rutin mengkonsumsi propolis, Adhitya melakukan cek darah. Hasilnya positif, kadar kreatin turun di bawah 10 mg/dl. Menurut dokter yang memeriksa kadar kreatin di bawah 10 mg/dl tidak perlu cuci darah.

Hasil itu merupakan kabar gembira bagi Adhitya dan keluarga. Bahkan setahun rutin mengkonsumsi propolis, ia pun tak pernah lagi diwajibkan untuk cuci darah. Pemeriksaan laboratorium terakhir, pada pertengahan 2008, menunjukkan kadar kreatin turun menjadi 4 mg/dl. Sejak itu Adhitya rutin mengkonsumsi propolis sampai sekarang. Selain tak perlu cuci darah, konsumsi propolis juga meningkatkan stamina. Dulu Adhitya sering lemas dan cepat capai. Sekarang kondisinya lebih energik dan fit. Mahasiswa di Universitas Bhayangkara itu pun leluasa beraktivitas sehari-hari. “Dulu ke mana-mana harus diantar, sekarang sudah bisa pergi sendiri,” kata Wiwik.

Dengan rutin mengkonsumsi propolis, Adhitya kini terbebas dari cuci darah. Menurut Liu CF, periset di National Taipei College of Nursing, antioksidan propolis mampu melindungi ginjal dari kerusakan parah. Khasiat itu dibuktikan Liu secara in vivo pada hewan percobaan. Ia menguji 2 kelompok tikus yang menderita gagal ginjal akut. Satu kelompok diberi propolis; kelompok lain, tanpa propolis.

Sejam setelah pemberian propolis, Liu lalu mengamati tingkat kerusakan ginjal tikus. Hasilnya, kerusakan ginjal kelompok yang tidak mengkonsumsi propolis lebih parah ketimbang kelompok yang mendapatkan asupan propolis. Itu ditandai dengan meningkatnya kadar malondialdehid (MDA) dalam ginjal tikus. Kadar malondialdehid tinggi mengindikasikan terjadinya stres oksidatif yang bisa memicu kerusakan ginjal.

Menurut Prof Dr Mustofa Mkes Apt, periset di Bagian Farmakologi & Toksikologi Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada, sifat antioksidan pada propolis lantaran mengandung senyawa flavonoid dan polifenol. Senyawa aktif itu melindungi tubuh dari gempuran radikal bebas penyebab kerusakan sel. Dengan terlindungnya ginjal dari kerusakan parah maka proses regenerasi sel pun bisa lebih mudah berjalan. Adhitya Tri Wardhana merasakan manfaat itu. Ia terbebas dari cuci darah sejak rutin mengkonsumsi propolis. (Ari Chaidir/Peliput: Rosy Nur Apriyanti)
Propolis dipanen dari sarang lebah Rosy Nur ApriyantiKhasiat antioksidan propolis melindungi ginjal dari kerusakan parah Ari Chaidir

Pendarahan karena Infeksi Ginjal
“Istri saya mengalami masalah infeksi ginjal sehingga mengalami perdarahan. Lalu saya diperkenalkan oleh teman saya untuk mencoba Melia Propolis, ternyata alhamdulillah dalam waktu satu bulan setelah mengonsumsi kurang lebih 2 botol perdarahannya berhenti dan kini sudah sembuh total dari penyakitnya. Padalah kalau saya membawa istri saya berobat di rumah sakit mungkin bisa habis 3 jutaan. “
Dadin Nazarudin–(Quality Inspector - Cimahi)

Sakit Gigi Gusi dan Mulut

Sumber : http://www.binaapiari.com/propolis-menyembuhkan-penyakit-gigi-gusi-dan-mulut/
PROPOLIS Menyembuhkan penyakit Gigi, Gusi dan mulut
Propolis telah di gunakan untuk menyelesaikan permasalahan gigi selama berabad-abad, karena efek dari perawatan gigi menggunakan propolis ini dapat segera terlihat/terbukti dan sudah menjadi bahan penelitian klinis yang popular di Negara Barat maupun Negara Timur.
Penggunaan propolis untuk kedokteran gigi di Inggris telah berkembang dengan pesat selama beberapa tahun. Propolis popular digunakan untuk mengatasi masalah gigi berkat hasil kerja Philip Wands yang memiliki beberapa klinik dokter gigi di Manchester. Dia secara konstan memakai propolis untuk perawatan berbagai masalah gigi.

Dalam study tahun 1995, dia melaporkan tentang pengalaman rekan-rekannya di Inggris dalam penggunaan propolis untuk merawat ulceration oral (50 kasus), denture trauma, gigi palsu, herpetic (hepes) dan ulceration oral menyakitkan non spesifik. Perawatan dengan cara menggunakan 50% propolis cair langsung pada area terinfeksi. Perawatan dengan propolis cair ini dapat menyembuhkan hanya dalam 2 hari. Peradangan gusi (periodontal inflammation) yang disebabkan oleh pencabutan gigi bungsu juga dirawat dengan propolis.

Propolis cair direkomendasikan sebagai mouthwash (obat kumur) dan breath freshner (penyegar bau mulut). Dia juga merekomendasikan propolis untuk sabun tangan antiseptik operasi.

Di Jepang propolis diuji cobakan pada binatang yang di prakarsai oleh Universitas of Japan 1991, menemukan bahwa tikus yang diberi air berkandungan propolis berkurang tingkat lubang pada gigi secara signifikan dari tikus yang tidak diberi propolis.

Bronchitis

Sumber : http://www.binaapiari.com/pengobatan-bronchitis-dengan-propolis/

Pengobatan Bronchitis dengan PROPOLIS
Bronchitis adalah peradangan disebabkan oleh basil atau virus dan berbagai zat polutan seperti zat kimia dari rokok atau asap rokok dan unsur polusi lainnya. Peradangan ini terjadi pada batang tenggorokkan dan mengakibatkan keluarnya lendir. Adanya lendir ini membuat tubuh bereaksi batuk-batuk yang merupakan mekanisme untuk membersihkan lendir. Keadaan ini akibat dari meradangnya saluran napas yang menghubungkan tenggorokan dengan paru-paru (bronchus).

Apabila peradangan terjadi berlangsung terus-menerus selama 2 tahun yang ditandai dengan batuk-batuk disertai dahak yang berlebihan disebut dengan bronchitis kronis. Gejala sakit lainnya yang biasanya di rasakan penderita adalah : munculnya rasa nyeri dan panas di bagian dada, mengalami kesulitan bernapas, suhu tubuh meninggi akibat peradangan, dan terkadang disertai dengan gejala batuk yang mirip gejala asma.

Sedangkan pada bronchitis kronis biasanya ditemukan unsur alergi dari si penderita serta adanya faktor turunan yang mempengaruhinya. Bronchitis kronis termasuk penyakit sumbatan paru menahun yang bersifat makin lama makin bertambah hebat keluhannya. Kebiasaan mengisap rokok merupakan faktor pendukung timbulnya bronchitis kronis.

Pengobatan Bronchitis dengan PROPOLIS

Sudah sejak lama secara tradisional kita mengenal cacahan sisiran lilin lebah mengandung banyak propolis digunakan untuk mengobati bronchitis.

Pada tahun 1975 dokter-dokter dari Rusia telah melaporkan hasil penelitian penyakit Pheuminia dari 76 anak. Penelitian ini untuk meneliti efektifitas penggunaan antibiotik yang umum dipakai dibandingkan antibiotik alami dari Propolis. hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa penggunaan antibiotik alami dari Propolis menunjukan hasil yang sangat memuaskan dibandingkan dengan antibiotik kimia dalam mengatasi penyakit pheumonia pada anak-anak.

Pada tahun 1980 Dr Schelle dari Silesian Medical School merawat 260 pekerja di pabrik baja yang menderita bronchitis. Pasien dirawat dalam 24 hari dengan menggunakan pengobatan extrak propolis cair. Hasilnya penggunaan propolis sangat efektif untuk mengobati bronchitis.

Pada tahun 1989 Peneliti Rusia merawat 104 pasien yang menderita bronchitis kronis metode konvensional digunakan terhadap 56 pasien sedangkan 48 pasien diberikan obat hisap propolis dan madu. Pasien yang mendapatkan propolis dan madu bisa keluar rumah sakit 3-4 hari lebih cepat dari pasien yang dirawat secara konvensional. Tingkat pasien yang kembali sakit untuk yang dirawat secara konvensional 2x lebih tinggi dari pada yang dirawat memakai madu dan propolis.

Mengkombinasikan Madu dan propolis untuk penyembuhan bronkitis terbukti cukup efektif. Madu juga mempunyai zat anti bacterial sehingga mendukung kerja propolis dan perpadunan madu serta propolis akan terasa lebih nikmat.

HIV AIDS

Sumber: "http://propoliatawon.blogspot.com/p/penyakit-yang-sudah-di-sembuhkan-oleh_14.html"

Bp. Taufik dinyatakan Negatif dari HIV Aids oleh Lab RS. ISLAM Jakarta Pd. Kopi pada pertengahan bulan Nopember 2009 yl.

Ceritanya bermula dari perkenalan bp. Taufik dengan Propolis sekitar bulan Agustus 2009. Propolis ini diperkenalkan abang beliau yaitu bp. Mulyadi Nasir yang memang mengetahui bahwa Bp. Taufik positif terinfeksi HIV Aids sejak beberapa tahun sebelumnya. Bp. Taufik mengkonsumsi propolis secara rutin dengan dosis rendah 5 tetes setiap minum 2-4 kali sehari.

Awal bulan Nopember 2009 yang lalu bp. Taufik merasa badannya Lemas dan Tidak bertenaga. Lalu Keluarga dekat beliau sepakat untuk merawat nya di RS. ISLAM Jakarta pd. Kopi kurang lebih 1 minggu ketika itu propolis tidak pernah ditinggalkan untuk diminum.

Dirasa sudah agak pulih bp. Taufik ingin di rumah saja namun sebelum pulang bp.Taufik minta pihak RS. untuk mengetes Darah khususnya Virus HIV. Betapa Kaget dan Bersyukurnya beliaujuga Keluarga setelah mengetahui hasil lab, bp. Taufik terbebas dari HIV AIDs.

Bp. Taufik berucap "MELIA PROPOLIS benar OBAT seperti yg tertulis dalam Al-Qur'an srt. An-Nahl 68-69. Maha Besar Engkau Ya Tuhan". Bp. Taufik adalah Kepala Manajemen Stockis Melia Nature Pd. Kopi Jakarta Timur.

Penyakit Jantung, Jantung Koroner


Jantung
Sumber: "http://propoliatawon.blogspot.com/p/penyakit-yang-sudah-di-sembuhkan-oleh_14.html"
Drs. MULYADI Nasir, 55 th- Jakarta, Hp. 0817 405 500

Dalam usia saya yang sudah 55 th..memang tidak bisa terhindar dari penyakit akibat pola hidup

dimasa lalu. Penyakit yang saya derita antara lain Sakit Jantung ;Pembesaran Pembuluh Jantung, Saya adalah perokok berat sebelumnya. Akhirnya dengan penyakit ini Dokter melarang saya merokok dan harus periksa rutin (pengawasan RS. Harapan Kita) serta konsumsi obat seumur hidup.

Pebruari 2009 yang lalu seorang teman memperkenalkan Melia Propolis kepada saya. Karena saya memang suka ramuan alami maka Melia propolis saya konsumsi dengan senang hati. Namun hasilnya sangat luar biasa, diluar dugaan saya sebelumnya. Obat dokter tidak saya konsumsi lagi, saya sekarang merasa lebih sehat dan bugar...Bonus sekitar Rp. 6 jt,- Buat saya yang penting Sehat Lebih Utama sedang jika ada keuntungan material Mantap juga tuh.....

Jantung Bocor Saya Sembuh !!
Sumber: "http://obatpropolis.multiply.com/journal/item/61/Jantung_Bocor_Saya_Sembuh?utm_source=cp&utm_medium=twitter-cp&utm_campaign=obatpropolis"


Nama : Sri Dianti (Niken) / Depok Timur – Jawa Barat
Tlp.: 083892155393
Pekerjaan : Karyawati Swasta

Akibat dari penyakit Artrithis yang saya derita saya divonis mengalami jantung bocor tanggal 13 Oktober 2010 (hasil Echo jantung). Sejak itu saya konsumsi propolis 10 tetes 3x sehari. Alhamdulillah, setelah dilakukan Echo jantung lagi pada pertengahan Februari 2011, bocor jantung saya dinyatakan sudah menutup. Dokter yang memeriksa saya sampai terlihat bingung tidak menemukan lagi bocor jantung saya. Subhanallah.